Jumat, Mei 16, 2008

Radiasi Far Infra Red Mempercepat Pembuatan Sayuran Kering

Sayuran kering wortel (kiri) dan jamur (kanan) hasil pengeringan dengan teknologi far infra red (FIR). Perubahan gaya hidup masa kini yang ingin serba cepat mempengaruhi pola makan atau kebutuhan pangan. Karena itu, makanan instant termasuk tambahannya berupa sayuran kering berkembang sangat pesat untuk memenuhi kebutuhan orang modern yang sibuk. Banyak cara menghasilkan sayuran kering, namun pengeringan dengan radiasi far infra red mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan prosesnya efisien.

Sayuran kering mempunyai beberapa kelebihan yaitu bentuknya menjadi ringkas sehingga mudah dan ringan dalam pengangkutan, proses pengeringannya tidak rumit, dan bernilai ekonomi tinggi. Namun, pemanasan akan membuat sayuran kehilangan banyak kandungan zat gizi. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang dapat menekan kerusakan zat gizi dan komponen penting lainnya selama proses pengeringan. Pembuatan sayuran kering umumnya dilakukan melalui pengeringan secara konveksi dan konduksi, antara lain melalui vacuum, microwave, dan konveksi panas lainnya. Teknologi pengeringan secara konveksi bebas dengan energi matahari menghasilkan sayuran kering yang kurang baik meskipun biayanya murah. Demikian pula pengeringan secara konveksi paksa dan konduksi, selain memerlukan waktu dan biaya relatif tinggi, juga sangat rentan terhadap timbulnya kerusakan atau perubahan nutrisi dan vitamin. Untuk itu, teknologi radiasi far infra red (FIR) dapat menjadi pilihan.

Sayuran dengan teknologi far infra red (FIR). Menerapkan komponen wire mesh conveyor berjalan dan radiator FIR dengan bahan bakar liquid petroleum gas (LPG). Unit proses pengeringan dengan FIR mempunyai panjang 326 cm, lebar 55 cm dan tebal 130 cm, dengan konsumsi bahan bakar 0,5 kg/jam dan kapasitas input 5 kg/jam.

Keunggulan Teknologi FIR. Teknologi radiasi FIR dite-mukan oleh seorang ahli Je-pang, Hashimoto, disebutkan memiliki panjang gelombang 25 - 1.000 µm atau mendekati gelombang microwave. Proses pengeringan dengan teknologi FIR sangat efisien karena panas radiasi langsung menembus bagian dalam molekul dan me-mutus ikatan molekul air pada molekul bahan tanpa melalui media perantara (udara) seperti halnya pada proses konveksi dan konduksi. Dengan FIR, sayuran instan yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan proses yang efisien di-banding pengeringan secara konveksi dan konduksi.

Untuk menghasilkan sayuran kering, bahan dibersihkan, dicuci, dipotong tipis, diblanching, dan kemudian dikeringkan. Blanching adalah proses pencelupan cepat sayuran dalam air pada suhu tertentu untuk menonaktifkan enzim penyebab pencokelatan. Dari percobaan di labora-torium dengan menggunakan lima jenis sayuran yaitu wortel, bayam, seledri, brokoli, dan jamur, didapatkan bahwa lama pengeringan berkisar antara 9-20 menit, bergantung pada bahan-nya. Hasil sayuran kering mem-punyai kadar air 8 - 12%.

Kualitas Sayuran Kering Hasil FIR Lebih Tinggi Kandungan vitamin sayuran kering yang dihasilkan dengan teknologi FIR lebih tinggi. Kandungan vitamin A pada wortel yang dikeringkan dengan energi FIR lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan sinar matahari. Demikian pula untuk vitamin C, kandungannya pada sayuran ke-ring seledri, wortel, dan bayam hasil FIR juga sedikit lebih tinggi daripada yang dikeringkan melalui penjemuran. Apa yang ter-jadi pada rasa dan aroma? Untuk menilainya dilakukan uji kesukaan menggunakan sy-stem skor. Hasilnya menun-jukkan bahwa aroma, rasa, dan tekstur sayuran kering hasil FIR secara umum lebih baik daripada yang meng-gunakan sinar matahari, namun war-nanya kurang cerah. Teknologi FIR masih termasuk dalam kategori pekerjaan di bidang pendinginan dan tata udara karena sifatnya yang digunakan untuk pengawetan makanan.

Tidak ada komentar:

WELCOME TO REFAC BLOG

Blognya orang-orang REFAC (Refrigerasi & Air Conditioning)

refac

refac
refac aplication