Jumat, Januari 22, 2010

Rawan Pembobolan, Hati-hati Bertransaksi di ATM

Grace Simon, penyanyi top era 1970-an, langsung menarik seluruh dana yang tersisa di bank begitu rekeningnya ketahuan kebobolan sebesar Rp 15 juta. Ia tak mau dana pribadi maupun dana panti asuhan miliknya yang masih tersimpan di bank ikut terkuras pula. Grace, yang kini mengelola panti asuhan Baith-El di Jalan Jempiring 20 Semarapura itu adalah satu di antara 19 korban sindikat pembobol rekening via anjungan tunai mandiri (ATM) di Bali.



Itu yang dilakukan Grace, lalu bagaimana dengan korban lainnya? Tak banyak korban yang mau buka suara soal ini. Yang pasti, menurut Kapoltabes Denpasar Kombes Pol. Gede Alit Widana, dari seluruh korban yang melapor, total dana yang telah tersedot penjahat mencapai lebih dari Rp500 juta. Untuk kepentingan pengungkapan, Alit Widana mengatakan pihaknya telah memeriksa 20 orang saksi serta melakukan koordinasi dengan pihak bank.
“Berdasarkan hasil peyelidikan sementara, sistem yang digunakan untuk membobol kartu ATM para nasabah, diduga dengan memasang chips di mesin ATM untuk merekam data dari kartu dan juga adanya pemasangan kamera tersembunyi untuk mengetahui digit nomor PIN milik para nasabah,” paparnya kepada pers, Kamis (21/1).
Rupanya, pembobolan ATM ini bukan hanya terjadi di Bali. Melainkan terjaid juga Jakarta. Kamis (21/1) TEMPO Interaktif melaporkan bahwa Markas Besar Kepolisian mulai mempelajari keterlibatan mafia Rusia dalam kasus pembobolan ATM ini.
“Kan sebagian pelaku sudah keluar (dari penjara). Kami pelajari modus operandinya, apakah yang sekarang sama dengan yang lama,” ucap Kepala Badan Reserse dan Kriminal Inspektur Jenderal Ito Sumardi. Menurut Ito, apabila modus yang digunakan sama, maka ada kemungkinan operasi pembobolan kembali dilakukan oleh mereka.
“Namun kami masih mengembangkan (keterkaitan mafia Rusia),” tandasnya. Di Bali, sejumlah korban yang melapor ke kepolisian terkait kasus ini antara lain: Robert Allen - Rp55 juta (BCA), Richard Lewis - Rp18,5 juta (BCA), Sueca - Rp8,5 juta (BCA), Yudiyono - Rp34 juta (BCA), Lili Suryani - Rp145 juta (BCA), Wilhelmina Bia Migirayo - Rp19 juta (BCA), Grace Ellen Simon - Rp 15 juta (BCA), Ika Nuriali - Rp8,5 juta (BCA), Helena Brau Buo - Rp27 juta (Permata), Dario – Rp 46 juta (Permata), NN – Rp 11,5 juta (Permata), Wayan Siplin – Rp13,2 juta (BNI), Ketut Sri Wardani – Rp 30,1 juta (BNI), Nyoman Sureni – Rp30 juta (BNI), Dario Kovacic asal Rusia kehilangan Rp 46 juta, warga Belanda bernama De Scheemaker Van Leem dengan kerugian Rp 13,5 juta, dan Dirk Buwalda asal Belanda Rp 40 juta lebih.
Berkait dengan kasus ini, pihak Bank Indonesia menghimbau nasabah untuk mengganti PIN secara berkala sebagaimana telah diingatkan oleh pihak bank selama ini. Berikut ini beberpa beberapa tip lain menghindarkan diri dari pembobolan rekening via ATM:
1. Lindungi kerahasiaan PIN dengan tidak memberitahukannya kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang tampak seperti petugas bank.
2. Tutup dengan tangan saat memasukkan PIN di ATM sehingga PIN tidak dilihat oleh pihak lain.
3. Perhatikan kondisi fisik ATM dan sekililingnya. Apabila ada hal-hal yang mencurigakan, jangan gunakan ATM tersebut. Segera laporkan kondisi tersebut kepada pihak bank terdekat dan atau kepada pihak berwajib.
4. Pada saat bertransaksi menggunakan kartu ATM / Debit pada merchant / toko yang bekerja sama dengan pihak perbankan, perhatikan kondisi alat EDC (Electronic Data Capture). Bila terdapat alat yang mencurigakan menempel pada EDC, urungkan transaksi dan segera laporkan kepada pihak bank terdekat atau kepada pihak berwajib.
5. Segera lakukan pemblokiran Kartu ATM, jika kartu ATM anda hilang dengan menguhubungi via telpon atau datangi kantor cabang penerbit kartu tersebut.
6. Gunakan Ruang ATM yang benar benar aman dan jauh dari orang2 tidak di kenal.
7. Untuk mengacaukan rekaman penjahat, setelah bertransaksi via ATM, masukkan kembali kartu ATM lalu tekan nomor acak dan tekan tombol “cancel”.

MODUS BARU
Ito Sumardi mengatakan, pembobol uang nasabah melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menggunakan modus baru dengan menyimpan alat ''penyerap'' kode nomor rahasia (PIN). Ia menuturkan, pelaku juga menggunakan modus dengan memasang alat perekam data kartu ATM magnetik secara ilegal (skimmer) untuk menggandakan kartu ATM dan kamera yang berfungsi mencuri kode rahasia pengguna kartu penarikan uang tunai.
Ito menjelaskan, penyidik dengan perwakilan bank sedang mendalami modus operandinya dan mencari kelemahan sistem transaksi yang mudah dibobol, padahal otoritas perbankan sudah menggunakan sistem pengamanan dengan teknologi canggih. Terkait penangkapan itu, Kapolda Bali Irjen Pol. Drs. Sutisna menjelaskan, segera melakukan koordinasi dengan pihak Mabes Polri. Kapolda menjelaskan, belum menerima laporan secara resmi terkait penangkapan salah satu yang diduga pelaku pembobolan.
Kata Kapolda, terkait hasil penyelidikan sementara, ada 14 titik mesin ATM yang dipantau pihak Polda Bali. Akan tetapi, satu mesin ATM menjadi fokus polisi yakni yang lokasinya di Suwung, Denpasar Selatan. Sebab, di ATM ini polisi mencurigai seseorang yang terekam kamera pengintai. Dalam rekaman yang ada, ada seorang yang belum diketahui maksud dan tujuannya masuk ke mesin ATM. Apakah melakukan transaksi atau bagaimana, polisi masih mendalaminya. Yang jelas, gelagatnya mencurigakan. Akan tetapi, orang yang dicurigai itu menggunakan helm, sehingga wajahnya tidak begitu kelihatan.
Kapolda menyatakan mengintensifkan penyelidikan terkait rekaman CCTV tersebut. ''Gambarnya tidak begitu jelas. Sebab, orang itu menggunakan helm,'' terangnya.
Tim penyidik Mabes Polri menangkap dan menetapkan F sebagai tersangka pembobolan ATM di sejumlah bank nasional. ''F sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembobolan ATM di Bali,'' kata Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Ito Sumardi, Jumat (22/1) kemarin.
Ito menuturkan, F merupakan pembobol ATM yang sudah lama beroperasi dan diduga kuat terkait kasus pencurian sejumlah rekening nasabah bank di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim sekaligus ketua tim penyelidikan Brigjen Pol. Radja Erizman menuturkan, polisi sudah mengamankan F di Jakarta. F terkait pembobolan ATM di Bali karena modus operandinya sama sehingga terindikasi dalam sindikat yang sama. Selain menahan F, penyidik juga mengamankan uang tunai sebesar Rp 23 juta, komputer, beberapa jenis kartu ATM dan perangkat skimmer.
Skimmer adalah alat perekam data kartu ATM magnetik secara ilegal untuk menggandakan kartu ATM, lengkap beserta kamera yang berfungsi mencuri kode rahasia pengguna kartu penarikan uang tunai. Erizman menambahkan, jaringan yang tergabung dengan sindikat F diduga kuat pernah ditangkap sebelumnya pada kasus yang sama.


Kenali Skimmer di Mulut ATM
Nurul Hidayati – detikNews

Jakarta - Skimmer, alat pencuri data nasabah yang dipasang di mulut ATM, menjadi beken pasca terkuaknya kasus pencurian dana nasabah BCA dan 5 bank lainnya di Bali. Alat ini dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan nasabah awam akan menganggapnya tidak ada yang ganjil.
Gambar di atas adalah salah satu alat skimmer yang disebut "contoh yang sempurna" dalam artikel di www.krebsonsecurity.com. Gambar pertama menunjukkan mulut/slot untuk keluar masuk kartu ATM yang asli. Gambar kedua adalah alat tambahan (electronic data capture) alias skimmer.
Gambar ketiga adalah wujud skimmer yang dipisahkan dari slot asli. Gambar keempat, setelah kedua alat ini disatukan, terlihat sempurna bukan? Orang awam tentu tidak akan ngeh.
Skimmer di atas ditemukan di ATM Citibank di Woodland Hills, California, AS, pada 6 Desember 2009. Ketika seorang nasabah memasukkan kartu ATM-nya di slot, data di kartu nasabah langsung terekam. Skimmer ini juga dilengkapi kamera mikro guna merekam gerak-gerik jemari nasabah saat memencet PIN.
Ketika data nasabah dan PIN telah dikantungi, pencuri segera membuat kartu bodong. Data nasabah yang telah didapat dimasukkan ke dalamnya dan berbekal PIN yang telah dipelajari, terjadilah upaya pembobolan rekening tersebut.
Semalam, Kapoltabes Denpasar Kombes Pol Gede Alit Widana telah menemukan alat skimmer itu di sebuah mesin ATM. Bagaimana bentuk skimmer tersebut, apakah sama seperti gambar di atas, Gede akan memperlihatkannya hari ini.
Menurut Gede, alat ini dipasang di mulut ATM. Kemudian, dipasang kamera kecil tak jauh dari mesin ATM tersebut. Sementara tak jauh dari lokasi tersebut pelaku memantau transaksi nasabah via laptop. "Nanti kita akan mengundang kepala bank di Bali. Alat ini akan kita demokan di depan mereka sehingga mereka bisa mengetahui modus operandi pelaku dan pola antisipasinya," paparnya.
Skimmer ini bisa ditangkis dengan alat anti-skimmer. Menurut ahli forensik digital, Ruby Alamsyah, sejumlah ATM di Indonesia telah dipasangi alat anti-skimmer. Hanya saja jumlahnya baru sedikit.
Bagaimana menghindari Skimming?
1. Kenali mesin ATM yang digunakan dengan baik.
2. Kalau bisa, gunakan ATM di lokasi yang sama sesering mungkin sehingga akan terlihat jika terjadi perubahan.
3. Perhatikan bila ada hal aneh pada mesin ATM seperti goresan, bercak, selotip, bekas lem dan hal-hal mencurigakan lainnya.
4. Jika menemukan perubahan atau keganjilan pada ATM, laporkan pada pihak Bank dan tunda/jangan lakukan transaksi.
5. Upayakan untuk mengakses ATM yang ada di dalam bank atau di lokasi yang ramai dan terang untuk meminimalisir risiko.
6. Untuk penggunaan kartu di luar ATM (pada tempat belanja atau restoran) selalu perhatikan apa yang dilakukan petugas pada kartu dan tanyakan jika ada perilaku yang aneh.
7. Jika digunakan saat berbelanja, kartu harusnya hanya digesekkan pada mesin resmi dan mesin kasir, tanyakan pada petugas bila menggesekkan kartu ke alat lain (terutama jika alat itu ada di tempat tersembunyi seperti di balik meja).

Cara Membedakan ATM Asli dan 'Skimmer'



VIVAnews - Mencuatnya kasus pembobolan rekening dari Anjungan Tunai Mandiri melalui teknologi skimmer (pengganda data) dan kamera intip menuntut nasabah pemilik kartu lebih waspada. Berikut ini, petunjuk bagi para nasabah yang hendak melakukan transaksi melalui mesin ATM dan bagaimana membedakan ATM yang aman dan ber-skimmer:
Pertama, pastikan mesin ATM menerapkan sistem keamanan yang memang sudah lazim digunakan. Pengamanan tersebut seperti adanya kamera CCTV pada ruang mesin ATM, kaca cembung berukuran kecil di bagian depan ATM untuk memantau kemungkinan adanya orang yang mencoba melirik PIN dari belakang. "Harus diingat, kamera CCTV yang digunakan bank semuanya terlihat dengan jelas oleh nasabah dan menonjol keluar," kata Kepala Divisi Operasional PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Triyono di Jakarta, Kamis 21 Januari 2010.
Kedua, mesin ATM yang digunakan umumnya memiliki tampilan standar dan tidak pernah dipasangi alat-alat tambahan diluar alat standar. Triyono yang menjabat Ketua Tim Task Force BRI menuturkan alat-alat tambahan itu biasanya tidak dipasang oleh pihak bank. Alat-alat yang harus dicurigai di antaranya alat kecil seperti kancing baju yang sering digunakan sebagai kamera kecil, tonjolan pada lubang tempat memasukan kartu ATM pada mesin, serta kotak-kotak boks berisi leaflet di dekat tombol-tombol mesin. "Terkadang, pembobol sering menggunakan kotak leaflet tersebut untuk memasang kamera pengintip karena badan kamera dapat disembunyikan dalam kotak itu," kata dia.
Bahkan secara ekstrem, Triyono meminta nasabah mencabut alat di depan lubang untuk memasukan kartu ATM jika dianggap mencurigakan. "Tempat masuk kartu itu tidak ada tonjolannya sama sekali," ujar dia. Ketiga, pastikan bahwa kanopi tempat menutup tombol angka ATM bebas dari kamera. Saat ini dengan teknologi yang semakin maju, ukuran kamera umumnya makin mengecil dan sulit dikenali dengan mata telanjang. Triyono beranggapan bahwa transaksi melalui ATM masih lebih aman dibandingkan melalui SMS Banking maupun internet banking. Alasannya, pembobol ATM harus mengetahui dua benda dari nasabah yaitu PIN dan kartu debitnya. Sementara penggunaan SMS Banking dan Internet Banking hanya menggunakan satu pola pengamanan yaitu PIN. Apalagi dengan kejahatan dunia maya dan hacker saat ini.

* dari berbagai sumber.

WELCOME TO REFAC BLOG

Blognya orang-orang REFAC (Refrigerasi & Air Conditioning)

refac

refac
refac aplication