Minggu, Juni 15, 2008

BLUE ENERGY

Gara-gara harga minyak menyentuh langit, lima bos Multi NationalCorporation atau MNC, Rabu (21/5), diundang Senat AS untuk dengarpendapat. Senat marah setelah tahu profit MNC dari bisnis minyak lebihtinggi daripada Himalaya. Harga BBM mencapai 4 dollar AS per galon (1 galon sekitar 3,78 liter), harga minyak dunia telah melebihi 135 dollar AS per barrel. Gara-gara kenaikan harga BBM, semua harga barang naik sehingga AS mengalami resesi.

Ambil contoh maskapai terbesar, American Airlines (AA), yang memangkas jumlah penerbangan dan memberhentikan ribuan karyawan. AA untuk pertama kalinya memungut biaya 15 dollar AS per koper penumpang agartak rugi. Lima bos yang dipanggil Senat mewakili Chevron, ConocoPhillips, Shell, ExxonMobil, dan BP American (BPA). Mereka dimintai penjelasan tentangpenyebab kenaikan harga BBM di Komisi Yudikatif, lengkap dengan sumpah.

Mereka bilang, harga BBM naik karena 70 persen produksinya tergantungdari harga minyak dunia. Sementara harga minyak dunia melonjak karenasuplai tak memenuhi permintaan dan pembatasan eksplorasi di Alaska. "Kedengarannya bosan dan tak menarik, tetapi hukum supply and demandjadi penyebab," ujar Presiden Shell John Hofmeister. Wapres ExxonStephen Simon bilang, profit anjlok dari 10 sen dollar AS jadi 4 sendollar AS per galon gara-gara kenaikan harga minyak dunia.

Namun, Senat tak percaya. "Kalian selalu cari kambing hitamseolah-olah bisnis harus begitu. Profit kalian tiap kuartal naik.Kalian tak lagi punya etika tentang harga BBM yang layak bagi rakyat,"kata Senator Dianne Feinstein. Senator Arlen Specter menunjuk data naiknya profit tahunan Exxon dalam lima tahun terakhir dari 11,5 miliar dollar AS menjadi 40,6 miliar dollar AS. "Mengapa profit naik, sementara konsumen membayar lebih mahal?" tanyanya.

Simon menjawab, profit itu besar, kelak akan turun untuk membayarinvestasi yang berskala besar. Dalam istilah ekonomi, menurut Simon,yang berlaku prinsip "current up cycle." "Ya, Anda bisa bicara dengan terminologi bagus yang bernama 'current up cycle' saat rakyat tak mampu membeli BBM 4 dollar AS per galon," sergah Senator Patrick Leahy. Berhubung semua senator marah, mereka memaksa bos-bos itu mengungkap gaji mereka.

Wapres Chevron Peter Robertson mengatakan, ia digaji sekitar 1 jutadollar AS per bulan. Padahal, media massa memberitakan, Robertsonmendapat 28 juta dollar AS per tahun, termasuk opsi membeli saham. Sebagai "hukuman", Senat berencana memberlakukan kembali pajak(windfall tax) yang dipungut dari profit itu yang jumlahnya bisamencapai 80 miliar dollar AS. Inilah berkah demokrasi yang mengontrolMNC tak terlalu rakus.

DPR mestinya mengadakan rangkaian dengar pendapat dengan semuapihak termasuk pemerintah pengelola migas. Tujuannya agar rakyat pahammengapa subsidi mesti dikurangi. Rakyat, misalnya, ingin tahu Indonesia anggota OPEC yang menikmati profit berlimpah. Jika harga minyak 125 dollar AS per barrel, nilai aset OPEC saat ini 1,37 triliun dollar AS.

Angka itu relatif sama dengan nilai total aset keuangan dunia saham,obligasi, surat-surat berharga lainnya, dan deposito bank. Jikaditambah lagi dengan cadangan minyaknya, nilai itu naik jadi 3 triliundollar AS. Jika harga minyak 200 dollar AS per barrel, kekayaan OPEC 6 triliundollar AS. Dengan uang itu, OPEC mampu beli Bank of America hanyadengan produksi selama sebulan, Apple Computers selama sepekan, atauGeneral Motors selama tiga hari.

Terus terang, kini yang diributkan hanya akibat-akibat kenaikan hargaBBM, bukan sebab-sebabnya. Pasalnya, data tentang permigasan (jumlahekspor dan impor, eksplorasi, profit, dan sebagainya) tak terangbenderang. Akibatnya fatal, polisi menyerbu Kampus Unas. Padahal, mahasiswa dan polisi bagian dari rakyat biasa yang hidupnya makin susah.

Dalam situasi yang panas saat ini dibutuhkan kepemimpinan penyampaipesan yang terang benderang tentang kondisi sebenarnya. Dan, penyampaipesan mesti pemimpin-pemimpin yang punya kredibilitas. Kredibilitas didapat bukan dari janji-janji semata, tetapi juga dari keteladanan. Misalnya, setelah kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005, banyak pejabat yang menghemat termasuk menurunkan suhu penyejuk udara.

Ini langkah konkret yang membentuk kredibilitas. Namun, kalaupenghematan cuma "panas-panas tahi ayam", kredibilitas itu hilang. Hal penting lainnya, setiap pemerintah pasca-Reformasi diwarisi sistem pengelolaan permigasan yang kacau. Subsidi BBM bukan ciptaan SBY-JK.

Untuk ada momentum mulai dari nol lagi sistem pengelolaan permigasansesuai Pasal 33 UUD 1945. Bung Karno memaksakan kontrak karya yangmembebani MNC dengan berbagai kewajiban yang menguntungkan bangsa. Megawati Soekarnoputri mau menyetop perpanjangan kontrak Blok Cepudengan Exxon sampai 2010. Sayang, pemerintah setelah itu memperpanjangnya momentum pun hilang lagi. Apa yang terjadi tak perlu disesali. Namun, sekali lagi, pemerintahdan DPR perlu mengadakan serangkaian dengar pendapat agar semuanyaterang benderang. Kini pemerintah dan mahasiswa kayak minyak dengan air yang mustahil menyatu. Makanya, saya heran kok masih ada yang percaya blue energyyang bikin heboh itu.

Oleh BUDIARTO SHAMBAZY
dikutip dari: http://www.kompas.com/kompascetak.php/read/xml/2008/05/27/00182214/blue.energy

WELCOME TO REFAC BLOG

Blognya orang-orang REFAC (Refrigerasi & Air Conditioning)

refac

refac
refac aplication